ROKOK Vs JILBAB

Dialihkan pandangan matanya keluar, menembus kaca jendela yang menampilkan rintik hujan. Seraya perlahan menghisap sebatang kretek ditangannya, menghembuskannya kembali perlahan. Matanya menatap sesosok kawannya yang datang memasuki pintu ruangan. Ditaruhnya kreteknya, dilambaikan tangannya, dan dengan gerakan sekilas dibenahinya jilbabnya.

"Malu sama jilbab" Komentar seorang kawan perempuan disuatu forum dunia maya, yang mengomentari tentang perempuan berjilbab yang merokok ditempat umum. Saya terkejut! Bukan saja karena pendapatnya yang ketus, tetapi juga anggapannya mengenai merokok dapat menimbulkan rasa malu bagi perempuan yang menggunakan jilbab. 

"Beberapa hari yang lalu saya melihat beberapa wanita muda menggunakan kerudung merokok diangkringan dekat Maloboro. Risih ngeliatnya, kalau gak pake jilbab sih udah biasaya, tapi ini pake jilbab, mbok dicopot dulu jilbabnya baru merokok." (IK, 25, Perempuan berjilbab , tinggal di yogyakarta).

"kalau gue sih udah gak peduli, mau jilbab ngerokok, mau jilbab kumpuk kebo, ya terserah saja. Gue gak takut kok islam dicap buruk, semua orang juga tau kalau itu oknum." (YE, 27, pria, perokok, tinggal di Jakarta).


"Sumpah mbak, aku ki ora tau "ngudut" nek lagi nganggo jilbab. Yang gak jilbaban tapi ngudut wae wes dirasani, apalagi nek aku nganggo jilbab terus ngudut ditempat makan." (ED, 24, berjibab)

"Cewek berjilbab yang merokok ditempat umum, itu adalah cewek yang tidak bisa menempatkan dirinya. Karena, nilai dalam jilbab itu kurang etis jika diikuti dengan sikap merokok. Kenapa cewek berjilbab keliatan aneh merokok di depan umum padahal banyak cowok berpeci dan berbaju koko merokok di depan umu itu keliatan lumrah? Saya sulit menjawabnya, ini sudah menjadi common sense bagi saya sendiri. Bisa jadi karena dalam keluarga saya sendiri tidak ada perempuan yang merokok." (FK, 25, pria, perokok)

-Sampai sini semua tulisan diatas saya kutip dari buku "PEREMPUAN BICARA KRETEK" ditebitkan oleh INDONESIA BERDIKARI 2012, Penulis Abmi Handayani, dkk-


"Gak ada salahnya perempuan berjilab itu merokok, toh di al-qur'an dan al-hadist belum pernah saya temui tentang ketentuan haramnya rokok, di pesantren-pesantren rokok adalah budaya yang menyatukan para santri. Saya sudah lebih dari 3 tahun hidup dipesanten, dan tentunya saya sangat akrab dengan rokok, terutama tembakau, cengkeh, dan papir, ya itulah budaya ngelinting. Jujur menurut pandangan pribadi saya -berdasar pada pengetahuan dan perkembangan sekitar saya-, saya selih suka melihat perempuan berjilba yang merokok, dari pada perempuan berjilbab yang telanjang -red, busana ketat-, bikin horny cuuuyyyy,,,,,,... wkwkwkkkkkkkkkk,,,,,,,,,,,.

Yang saya tau sampai detik ini, Islam menyeru kepada umat-nya terutama kaum hawa untuk menutupi auratnya, sedang aurat perempuan yang saya tau adalah seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan wajah, bukan berarti berjilbab tapi pakaian juga harus ketatkan?.
So, kenapa diatas tadi saya bilang Jibaber Perokok itu lebih baik dari pada Jilbaber Telanjang -red, berpakaian ketat-. Gue pernah ngebayangin, kalau ada cewek berjilbab yang pakaianya longgar-longgar gitu, -seperti wanita bercadar, tapi cadarnya dihilangin- lalu sambil menghisap sebatang kretek, wow, keren. Perempuan yang ingin menikmati kebebasan namun tidak keblablasan. Ups,,,,,,,, saya tempelkan gambar-gambar ini supaya pemikiran anda lebih terbuka dengan perkara hala-haram, gambar diatas menunjukan jilbaber yg merokok, tapi dia sopan menggunakan jilbabnya dan tidak menunjukan lekuk tubuhnya. Gambar yang dipojok bawah ini, seorang jilbaber yang mengenakan pakaian super ketat, hingga bagian "Segitiga Emasnya" sedikit terlihat -amati lebih jelas-. dan sekarang semua pandangan tentang perokok, terutama perempuan perokok ada didalam otak anda, bagaimanapun pendapat anda itu adalah hak privasi anda. Saya harap kita tidak seenak hati memberikan cap buruk pada siapapun, kalau menuruk kita buruk, ya sudahlan tak usah dikompor-komporkan kepihak laen.

tak perlu banyak cing-cong mungkin ini dulu tulisan saya, silahkan paparkan pendapat anda dikolom komentar, siapa tau bisa buat bahan tulisan saya yang akan datang.

Terimakasih
Adm






"Sebuah Karya darii Sepenggal Rasa"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulas Syair Wong Jowo Ojo Jawal

di balik lagu Metallica Nothing Else Matter